6
8
9
12
15
17
18
20
21
6
8
9
12
15
17
18
20
21
biarlah waktu yang membawaku
biar nafas yang mengantarku
biar Dia yang merestuiku
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamiin…
20 hari berlalu..
tanpa ada rasa
20 hari berlalu..
serasa begitu saja
walau aku berusaha
untuk semangat
tarawih..
tadarus..
tapi berakhir dengan kemalasan
seperti tak lagi bisa berkata
“Aku Kuat setan lemah”
20 hari berlalu
tanpa ada tahajjud
tanpa ada saat-saat indah dekat dengan Alloh..
tanpa ada hati ini kontak dengan Alloh..
Bukan malam..
Bukan sepertiga malam terakhir
Tetapi beberapa menit setelah sholat asar tadi..
Aku hanya sedikit ber’doa
Dan sedikit menyebut beberapa Asma-Nya
Yang dulu aku mampu menyebut ke 99 Asma-Nya
Selama ini, aku tau
aku sadar
aku memang jauh dengan Nya..
Tetapi sesaat setelah asar tadi
Begitu tenang..
nyaman..
mungkin, itulah sambungan langsung jarak jauh
ya.. SLJJ dengan Nya..
Jadi teringat sebuah lagu:
Aku jauh.. Engkau jauh..
Aku dekat.. Engkau dekat..
(Bimbo)
“… dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.”
(QS. Qof 50:16)
Mendengar jawabanmu waktu itu
aku senang..
Karena kau tidak semudah itu untuk percaya
Kau tidak semudah itu untuk mengiyakan
Semoga kau selalu terjaga
Semoga kau…
aku…
kita…
selalu terjaga
Jun 27, 2010
Saat itu aku merasa
Inilah saatnya
Saat untuk mengatakan
bahwa kau mengusik hidupku
kau mengganggu konsetrasiku
kau menghantui pikiranku
kau mendatangi mimpi di tidurku
kau mengganggu kekhusyu’anku
dan aku ingin lebih mengenalmu
untuk sempurnakan agamaku
aaaaah
tapi saat itu aku belum merangkai kata
yang dapat melukiskan semua itu
aku hanya bisa diam
kemudian bicara ngelantur
senyum
dan
tertawa
untuk menghilangkan kegrogianku
mudah-mudahan kau mengerti maksudku…
tiba-tiba
ya, tiba-tiba
kebetulan?
entahlah..
karena tak ada sesuatu yang kebetulan
di awal memang belum ada suatu perasaan apa-apa
tapi setelah berbincang sejenak di suatu malam di kedai itu..
semua berubah..
entah kenapa isi pembicaraan itu membuat ku tertarik
yang kutangkap, seseorang yang ingin menjadi lebih baik
dan aku suka itu
ditambah tatapannya, yang kusebut “tatapan yang sederhana”
tak ada kemewahan, tak ada kesombongan, tak ada keangkuhan,
bahkan tak ada kesan jutek atau semacamnya..
tapi hanya kesederhanaan dalam tatapannya…
saat itu aku berusaha memilah,
apakah ini hanya ketertarikan semu
yang beberapa jam akan segera pudar
atau dalam 1 malam akan menguap
dan aku sangat kesal dengan ini
ternyata hal itu tidak menguap
bahkan rumahNya pun tak mampu menguapkan begitu saja
dari kejauhan
kusimak
ya,
ia masih seperti yang kukira
dan aku suka itu
Saat ia
Di hadapanku
Di depanku
Di sampingku
Di belakangku
Di ujung sinyal sana
aku rindu…
tapi keberanian itu belum datang lagi
Aku mengetuk pintunya..
Cukup lama aku menunggu di depan pintunya, aku datang untuk mengajaknya pergi sekedar berjalan-jalan. Dan akhirnya terbukalah pintu itu. Kemudian ia berdiri di depan pintu itu dan berkata: ” Maaf, aku sudah ada janji, sudah ada yang mengajakku lebih dulu”… Setelah itu aku segera pamit.
Itulah pintu hatinya..
.
.
.
.
Kemudian beberapa hari kemudian aku datang lagi.
.
.
Aku mengetuk pintunya..
Setelah beberapa saat terbukalah pintu itu dengan iringan senyuman yang menawan serta mempersilahkanku masuk ke dalam, dengan suara yang lembut.. Aku pun masuk ke dalam, dan akupun dihidangkan minuman dan makanan ringan. Aku sangat senang sekali…
Itulah pintu rumahnya..
Masihkah kau ingat dengan kisah Adam dan Hawa.
Mereka adalah sepasang manusia, yang pertama diciptakan Alloh di bumi.
Mereka sangat serasi, mereka saling melengkapi. Merekalah Manusia pertama yang benar-benar diciptakan untuk berjodoh.
Tapi suatu saat, mereka terbujuk rayuan setan, sehingga mereka tidak mematuhi perintah Alloh.
Mereka terbujuk setan untuk mendekati pohon kekekalan yang dilarang oleh Alloh untuk didekati.
Akhirnya, Alloh mengeluarkan mereka dari Jannah..
Aku tidak ingin seperti itu.
Walaupun kita serasi, walaupun kita saling melengkapi, walaupun kita memang pasangan yang berjodoh. Aku tak ingin kita tergelincir akibat perbuatan kita. Akibat bujukan setan keparat itu. Akibat nafsu kita.
Aku ingin, kita berada dalam ridho-Nya dan bisa bertemu kembali di Jabal Rahmah.
Sebab engkaulah “yang kurindukan” (Hawa).
(QS2:35-36)